Sumbarinvestigasi.com,Bukit Tinggi, Sumbar:
Meskipun penunjukan calon Kapolri baru pengganti Jenderal Idham yang memasuki masa pensiun, Buya Gusrizal Gazahar Ulama Minang ( Sumbar ) menilai sebagai hak Presiden tapi sebagai pemimpin yang memahami kondisi riil bangsa saat ini.
“Presiden tentu harus mengambil langkah yang tepat dalam mengelola persoalan kebangsaan, ” jelas Buya Gusrizal dalam rilisnya kepada sumbarinvestigasi.com, Selasa, (13/01) malam.
Lebih lanjut Buya Gusrizal menjelaskan, kondisi saat ini ketidak nyamanan hubungan pemerintah dengan sebagian umat Islam sudah terlalu sulit untuk ditutupi dengan berbagai narasi “toleransi”, “kebangsaan” dan “nasionalisme”.
“Apalagi bila lontaran-lontaran tuduhan “radikal” dan “intoleran” masih sering dijadikan sebagai headline komunikasi antara pemerintah dan umat Islam. Saya fikir, berbagai kesimpulan atas kebijakan pemerintah selama ini telah mengkristal menjadi “rasa”.
Itu harus diakui dengan sadar sebagai realita yang tidak bisa dianggap tidak ada.”
Hal tersebut ia sampaikan, “bukanlah berarti sebagai bangsa, kita sudah berada dalam lorong buntu tanpa jalan keluar.
Hanya saja jalan keluar itu, kuncinya tidak berada di tangan umat.
Ia ada di tangan pemerintah khususnya Presiden.”
Buya Gusrizal menyebutkan, ” penunjukan Kapolri merupakan momentum dan langkah kunci untuk memperbaiki itu semua.
Bila Presiden mempergunakan haknya dengan menjadikan suasana kebathinan umat Islam sebagai pertimbangan, maka akan terurailah kekusutan yang terjadi selama ini.”
Ulama Minangkabau yang memimpin Surau Buya Gusrizal di bilangan Bukit Tinggi ini berharap, dengan menelisik dan menetapkan calon Kapolri yang tepat sesuai aspirasi suasana kebathinan umat Islam, ” kekuatan komponen bangsa akan menyatu dalam menghadapi berbagai krisis yang terjadi,” jelasnya secara rinci.
“Walaupun hanya sebagai ulama kampung, saya merasa tergerak untuk menyampaikan rasa dan pertimbangan demi kemajuan bangsa.
Saya berharap jangan terjadi kesalahan dalam melangkah di hari ini sehingga bisa membawa masalah yang lebih besar di kemudian hari.
Apalagi dengan berbagai persoalan yang semakin menumpuk, saya khawatir kemampuan kita tidak cukup untuk membenahi “kusut sarang tempua” bila itu terjadi (la qadarallahu) yang sebenarnya bisa diantisipasi dari semula.” Demikian pesan-pesan Buya Gusrizal Gazahar kepada Presiden Jokowi terkait proses penetapan calon Kapolri baru menggantikan Kapolri yang saat ini menjabat disebabkan memasuki masa purna tugas.(Redaksi)