Sumbar Investigasi.com, Agam – Dewasa ini meskipun sudah memasuki era modernisasi, namun tak dapat dipungkiri, kepercayaan animisme hingga kepercayaan meminta pertolongan kepada makhluk astral seperti pesugihan,santet, dll masih kerap kali dilakukan sebagian masyarakat awam di Indonesia. Meskipun hal ini sangat bertentangan keras dengan ajaran – ajaran agama manapun, terutama Islam. Malahan praktek perdukunan sudah dianggap sebagai kearifan lokal karena kurangnya ilmu agama yang diterima oleh masyarakat lewat pendidikan umum.
Ruqyah Syar’iyyah
Metode pengobatan Ruqyah menurut sebagian awam masyarakat ada yang menyamai dengan metode penyembuhan dengan menggunakan Dukun, padahal metode pengobatan kedua itu sangatlah berbeda.
Perbedaan kedua hal tersebut bisa dilihat dari Defenisinya masing-masing. Pengertian Ruqyah secara etimologi artinya do’a perlindungan (jampi/ mantra), sedangkan menurut syara’ adalah do’a – do’a perlindungan atau bacaan – bacaan yang berasal dari ayat al-qur’an atau hadits Nabi SAW atau bisa juga dibikin sendiri selama makna yang diucapkan betul, dan do’a tersebut bisa dibacakan langsung oleh orang yang sakit atau bisa juga dibacakan oleh yang mengobatinya. Sedangkan pengertian dukun sendiri adalah sebuah istilah yang secara umum dipahami dalam pengertian orang yang memilki kelebihan dalam hal kemampuan supranatural yang menyebabkannya dapat memahami hal tidak kasat mata serta mampu berkomunikasi dengan arwah dan alam ghaib, yang dipergunakan untuk membantu menyelesaikan masalah di masyarakat, seperti penyakit, gangguan sihir, kehilangan barang, kesialan, dan lain – lain.
Motivasi Seorang Pengajar Diniyah Limo Jurai Sungai Pua Untuk Mempelajari Metode pengobatan Ruqyah Syar’iyyah
Sebuah tempat Ruqyah yang dimiliki oleh seorang ustadz tamatan Lipia, Harmen, LC. MA yang beralamat di Tambuo Galuang, Kecamatan Sungai Pua kabupaten Agam. Harmen mengenal masalah tentang Ruqyah berawal sejak tahun 2004 – 2005 ketika ada seorang yang membuka Ruqyah majalah ghaib di Bangkaweh yang mana beliau mengenal itu dari kakak tingkat sewaktu berkuliah di Lipia. Majalah “ghaib” itu bercerita tentang tentang pengalaman orang yang beruqyah.
Motivasi Harmen untuk mempelajari Ruqyah agar dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam mencari kesembuhan bathin.
Metode – Metode pengobatan Ruqyah
Metode yang digunakan untuk beruqyah juga bermacam – macam seperti meniup (nafast) dan meludahi (talf) diiringi dengan bacaan Ruqyah dengan cara langsung memasukan kedalam mulut pasien, metode tersebut belum bisa dipastikan apa hanya ludah Nabi yang bisa atau bagaimana, yang jelas Nabi pernah menggunakan metode tersebut, Ruqyah tampa tiupan, mencampurkan tanah dengan ludah, menyapukan tangan kebadan, meruqyah air kemudian meminumnya atau untuk mandi, menulis beberapa ayat kemudian menghapusnya dengan air lalu diminumkan atau dimandikan.
Untuk mendukung proses pengobatan pasien biasanya dianjurkan menggunakan obat tambahan yang dianjurkan Nabi seperi minyak zaitun, madu, Habah Sauda’, daun bidara, dan juga bisa menggunakan obat herbal lain bisa dengan syarat sudah dibacakan ayat Ruqyah karena dapat dilihat dari segi khasiat akan lebih dari yang sebelum dibacakan ayat Ruqyah.
Pengobatan ruqyah sebenarnya dapat dilakukan sendiri selama ada kayakinan di dalam hati akan ayat – ayat yang diucapkan untuk kesembuhan namun juka tidak ada kayakinan maka tidak berhasillah pengobatannya, selain itu bacaan harus fasih, namun juka tidak sanggub maka boleh pergi ke tempat pengobatan Ruqyah. Dan untuk orang yang harus ditemui untuk berobat tentunya harus mempunyai akidah yang lurus jangan sampai pergi ketempat yang salah, karena terkadang orang awam tidak mengetahui perbedaan mana yang menggunakan metode Ruqayh dan mana yang memakai perdukunan. Selain mempunyai aqidah yang lurus, si pengobat juga harus memiliki ketaatan, kemudian hars memiliki kayakinan, jika tidak memiliki keyakinan maka pengobatan tidak akan berhasil. Karena pengobatan Ruqyah apabila memiliki keyakinan yang besar maka proses penyembuhan akan capat namun jika jika keyakinan kurang itu akan memperlambat proses penyembuhan, selin itu yang terutama sekali ia harus tahu seluk beluk setan serta yang berhubungan dengan jin unutk menghindari tipu daya syaithan.
Syarat – Syarat Ruqyah Syar’iyyah
Selain metode yang digunakan agar mempermudah pengobatan tentu ada syarat – syarat yang harus diikuti untuk mengikuti Ruqyah Syar’iyyah diantaranya membandingkan dengan benar maksud dari Ruqyah Sayr’iyyah dan mengetahui bahwa Ruqyah Syar’iyyah berbeda dari perdukunan, mengikhlaskan niat illahi ta’ala, mengantungkan diri padanya bukan kepada Ruqyah ini sendiri karena Ruqyah hanya sarana sedangkan yang maha menyembuhkan Allah SWT, meninggalkan kepercayaan kepada dukun dan sejenisnya, menjauhi kesyirikan dan segala jenisnya (jimat, tempat – tempat keramat dan lain-lain), siap melakukan ketaaan dalam agama (tidak meninggalkan shalat, rutin membaca dzikir pagi dan sore dan banyak membaca Al-qur’an), mau minum obat yang sudah di Ruqyah (madu, air putih, minyak habah sauda’, mengoleskan minyak zaitun, atau mandi dengan air yang telah di Ruqyah), perempuan datang dengan berpakain muslimah sempurna dan membawa mukena baik pasien maupun pendamping, perempuan datang didampingi suami, ayah, adik laki – laki, kakak laki – laki dewasa, paman, kakek atau mahram lainnya, laki – laki didampingi penaggungjawab lainnya, dilarang merokok didalam ruangan Ruqyah, dilarang melakukan pelanggaran syari’at (laki – laki bercincin emas), sabar dan redha menerima takdir Allah SWT.
Kendala Yang Dirasakan Saat Melakukan Pengobatan Dengan Metode Ruqyah Syar’iyyah
Meskipun demikian Harmen juga mengalami kendala dalam pengobtan, seperti beliau pernah diduga menggunakan ilmu dukun karena mamak dari nenek beliau diketahui adalah seorang dukun besar, karena hal tersebut beliau pernah dikira mendapat ilmu turunan.
Selain itu kendala dari pasien ada juga beliau rasakan “waktu dulu ada seorang pasien yang datang, seharusnya dengan orang yang kuat namun dia datang dengan neneknya, karena tidak situasi yang tidak terkendali, pasien tersbut pergi keluar rumah dan masuk kerumah samping tempat Ruqyah yanga mana di rumah itu belum dihuni, dan langsung masuk kedalam kamar tempat penyimpanan cangkul dan sabit, kemudian langsung melayangkan ketangan hingga tangan pasien tersebut genting, tidak hanya sampai disitu Harmen langsung membawa pasien kerumah sakit karena ia banyak kehilangan darah”, ungkap Harmen dengan rasa khawatir.
Keyakinan dari pasien juga menjadi kendala terbesar karena kurangnya keyakinan dapat memperlambat proses pengobatan.
Hal – Hal Yang Dirasakan Pasien
Menurut pengakuan Harmen pasien yang datang tidak hanya dari wilayah sekitar namun juga ada berasal dari daerah luar, Seperti Jambi Pakanbaru, Riau, dan ada juga yang dating dari Aceh.
Pasien yang datang dengan bermacam – macam keluhan, ada yang kena guna-guna, jin keturunan, menuntut ilmu kebatinan atau yang bersifat ghaib.
Gejala– Gejala Orang Yang Kemasukan Jin
Untuk melakukan pengobatan tentunya terlebih dahulu harus mengatahui gelaja – gejala yang dirasakan ketika kemasukan jin untuk pengatasan lebih cepat. Gejala – gejala kemasukan jin sendiri bisa dilihat apabila seseorang bersikap diluar kebiasaannya, seperti ia yang semulanya pendiam menjadi girang, atau sebaliknya, lebih suka menyendiri.
Tarif Pengobatan Ruqyah
Pengobatan Ruqyah Syar’iyyah sendiri memiliki tarif yang berbeda diantaranya, Ruqyah biasa memilii terif Rp.100.000.,- , Ruqyah rendam Rp.150.000.,-, sedangkan Ruqyah Rumah, kantor serta toko memiliki tarif Rp.250.000.,-
“Untuk tarif sendiri pada zaman nabi sudah ada menggunakan tarif ketika seorang sahabat membantu pengobatan ruqyah”, ujar Harmen di sela-sela penjelasannya tentang Ruqyah
Pelurusan Pemikiram Orang Awam Tentang Perbedaan Ruqyah Dengan Dukun
Penyakit yang disebabkan oleh jin, baik jin itu masuk sendiri, menuntut tenaga dalam atau dimasukkan orang seperti melalui perantara dukun, maka metode pengobatan yang diajarkan nabi dengan membaca Al-qur’an.
Dari hal tersebut maka dapat disimpulkan Ruqyah dan Dukun memiliki perbedaan yang sangat jauh. Metode Ruqyah mengusir setan dengan Ayat-ayat Al-qur’an, sedangkan dukun mengusir setan dengan setan. Disinilah letak perbedaan antara metode Ruqyah dengan perdukunan. (Rahmi)